Selasa, 28 Januari 2014

Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa) Surabaya

Salam damai sejahtera, teman-teman.

Pada kesempatan yang baik ini, akan dibahas mengenai Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya, lebih dikenal dengan nama Gereja Kelsapa atau Gereja Kepanjen, karena berlokasi di Jalan Kepanjen nomor 4 - 6.

Gereja Kelsapa ini termasuk dalam cagar budaya dan sudah berusia lebih dari 100 tahun dan merupakan Gereja Katolik tertua di Surabaya.

Denah Gereja Kelsapa ini berbentuk salib kuno.

Gereja Kelsapa ini mempunyai keunikan dari segi arsitekturnya.

Dinding luar yang memang tidak dipalur sehingga kelihatan batu batanya yang kemerahan dan garis-garis putih formasi batu bata, batu bata-batu bata tersebut di datangkan khusus dari Belanda.

Banyak pilar bersusun berbentuk segi empat yang memperkuat dinding Gereja Kelsapa sehingga kokoh sekali bangunannya.

Enam pilar disamping kanan dan kiri Gereja Kelsapa melambangkan 12 Rasul yang mengikuti Tuhan Yesus Kristus.

Gereja Kelsapa dibangun dengan arsitektur bergaya neo gotik, dengan salah satu cirinya mempunyai jendela-jendela besar diantara pilaster (tiang semu yang berfungsi memperkuat dinding yang tinggi) yang ada dan juga strukturnya yang tembus cahaya.

Gereja Kelsapa dibangun mirip jalan raya perkotaan zaman pertengahan, membujur dari Barat - Timur, searah gerak edar matahari sebagai lambang Sol Christi (Matahari Kristus).

Kalau kita mengikuti ibadat pagi, kita bisa melihat efek cahaya yang mengagumkan dari sinar mentari yang menembus tiga jendela besar di dekat panti imam dan dua jendela besar disamping kanan dan kiri di atas altar.



Lima lukisan di kaca jendela di sekitar panti imam dan disamping kanan dan kiri di atas altar melukiskan (dari kiri ke kanan): Bunda Maria mengunjungi Elizabeth, kelahiran Yesus Kristus dan para gembala, Bunda Maria menerima kabar dari Malaikat Agung Gabriel bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus Sang Juru Selamat, kebangkitan Yesus Kristus dari wafat-Nya di kayu salib, dan yang terakhir melukiskan keluarga kudus Santo Yosef, Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus.

Lukisan - lukisan di dinding di samping kanan dan kiri disekitar altar melukiskan (dari kiri ke kanan): mujizat pertama Tuhan Yesus Kristus dalam pesta perkawinan di Kana dan perjamuan terakhir Tuhan Yesus Kristus bersama dengan para rasul-Nya.

Karya-karya lukis ini dibuat oleh Bruder Coenraad, CSA berkebangsaan Belanda yang pernah bertugas sebagai seorang guru di kawasan Darmo Surabaya.

Di sekeliling bagian dalam Gereja Kelsapa terdapat relief-relief yang melukiskan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus (Jalan Salib) dengan 14 perbehentiannya.



Dibagian luar gedung Gereja juga terdapat relief-relief yang melukiskan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus (Jalan Salib) dengan 14 perbehentiannya (dekat dengan Gua Maria).

Relief-relief tersebut termasuk golongan haut relief (relief tinggi) yaitu relief-relief yang menonjol keluar lebih dari setengah bagian, relief-relief ini di datangkan dari Eropa. 

Di bagian atas loteng paduan suara (sekarang ini paduan suara dipindah ke sisi kanan Gereja bagian depan, dekat dengan ruang Sakristi) terdapat jendela mawar yang merupakan ciri khas Gereja yang berasitekturkan gaya gotik / neo gotik.


Filasafat arsitektur ini sendiri adalah vertikalisme, transparan, dan  diafan.

Vertikalisme yang mengungkapkan ciri zaman yang mengarah total pada Tuhan.

Transparan dengan dinding-dinding kaca warna yang merupakan cita-cita lepas dari kehidupan duniawi.

Diafan, cahaya yang menembus merupakan lambang rahmat Allah yang menembus hidup duniawi manusia dan meneranginya dengan cahaya Ilahi.

Jenis jendela-jendela besar yang ada di Gereja Kelsapa disebut dengan stained glass atau  glass in lodd atau  clerestory.

Jendela-jendela besar ini ditutup dengan kepingan-kepingan kaca beraneka warna yang diikat dengan timah membentuk motif-motif tertentu dan gambar-gambar untuk memvisualisasikan benda-benda maupun kisah-kisah yang ada dalam Alkitab.

Karya seni disekeliling dinding (jendela-jendela) Gereja Kelsapa dibuat oleh ahli-ahli atau tukang kaca bangsa kita sendiri atas keputusan Romo H.J.G.Veel pada tahun 1960, menggantikan hasil rekonstruksi sebelum tahun 1950 (yang membuat suasana di dalam Gereja menjadi panas dan silau karena menggunakan kaca putih biasa).

Di bagian depan Gereja Kelsapa sebelah kanan ada sebuah ruangan doa bagi umat yang didedikasikan bagi Bunda Maria.



Selain bangunan utama Gereja Kelsapa, juga ada beberapa bangunan dan tempat semi permanen yang diperuntukkan bagi umat, perayaan dalam Gereja dan juga kegiatan sosial Gereja Kelsapa.

Sebuah bangunan di bagian depan kiri Gereja Kelsapa diperuntukkan untuk kegiatan sosial klinik kesehatan dan juga kegiatan umat.

Di bagian samping kiri Gereja Kelsapa, ada tempat doa yang berbentuk semi terbuka yang di dedikasikan bagi Tuhan Yesus. 



Di bagian belakang kiri Gereja Kelsapa, terdapat sebuah tempat doa yang berbentuk gua Maria yang sangat indah.



Sebuah balai paroki berlantai dua di bagian kanan Gereja Kelsapa diperuntukkan untuk tempat keseketariatan paroki, kios benda-benda rohani dan juga tempat pertemuan serta kegiatan umat.

Di bagian belakang sebelah kanan Gereja Kelsapa terdapat sebuah ruangan yang dikhususkan untuk memelihara bunga yang diperuntukkan untuk perayaan Ekaristi Kudus.



Jadi umat lingkungan ataupun petugas-petugas lain yang merangkai bunga untuk perayaan Ekaristi Kudus, dapat mengambil bunga segar dari ruangan tersebut.

Gereja Kelsapa dilindungi oleh undang-undang nomor 5 tahun 1992 (sebelumnya diatur dalam Monumen Ordonantie Staatbaad 238, 1931), sehingga masuk dalam konservasi bangunan yang meliputi preservasi (pelestarian seperti keadaan aslinya) dan rekonstruksi (mengembalikan ke kondisi semula semirip mungkin).

Tanggung jawab dalam memelihara dan menjaga Gereja Kelsapa ini bukan hanya Dewan Paroki, para Romo atau para koster saja, melainkan juga kita yang menjadi umat Katolik di Paroki Kepanjen.

Misa Ekaristi Kudus di Gereja Kelsapa diadakan setiap hari Sabtu jam 18.00 WIB dan hari Minggu jam 06.00 WIB, 08.00 WIB, 10.00 WIB, 18.00 WIB, untuk pengakuan dosa setiap Sabtu jam 17.00 WIB.



Berikut ini kronologi dan perkembangan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya:

1.       8 Mei 1807          :  Romo Yakobus Nelissen diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama oleh Paus Pius VII.

2.       22 Juli 1807          : Romo Yakobus Nelissen dan Romo Lambertus Princen berangkat dari Taxel, Belanda Utara lewat New York dan Afrika Selatan menuju Hindia Belanda setelah permohonan mereka kepada Raja Louis Naapoleon dikabulkan dengan ijin Radical (dokumen yang menyatakan si pemegang ijin dapat menjalankan suatu jabatan dalam Dinas Sipil di Hindia Belanda).

3.       Pertengahan 1810           : Seorang romo praja bangsa Belanda, H.Waanders, Pr. tiba dan menetap di Surabaya.

4.       1815                       : Romo H.Waanders, Pr. mendirikan Stasi Surabaya sebagai stasi yang ke-5 (lima) sesudah Batavia, Semarang, Ambarawa dan Yogyakarta dibawah Prefektur Apostolik Batavia.

Awal berdirinya Paroki Kepanjen.

5.       1815-1822            : Romo-romo dari Ordo Jesuit (Serikat Yesus) melayani kebutuhan rohani umat Katolik.

6.       9 Desember 1817             : Romo Yakobus Nelissen meninggal dunia dan digantikan oleh Romo Lambertus Princen.

7.       20 agustus 1821                : Berdiri Gereja Katolik pertama di Surabaya di Komedieplein-Roomche Kerkstraat.

8.       1822                                       : Gereja tersebut berfungsi penuh sebagai tempat ibadah.

9.       1826                                   : Dekrit baru dari Propaganda Fide menetapkan daerah kekuasaan Prefektur Apostolik Batavia meliputi Dominion Belgicum atau Indie Orientalis Belgica (Hindia Belanda).

10.   1830                                       : Romo Lambertus Princen kembali ke Belanda karena kesehatannya, mundur dan diganti oleh Romo Yohannes Scholten.

11.   3 Februari 1842                 : Prefektur Apostolik Batavia diangkat jadi Vikariat, Vicaris Apostolik pertama adalah Mgr. Yakobus Groof yang kemudian diganti oleh Mgr. Petrus Maria Vrancken.

12.   1859                                       : Romo-romo Yesuit melayani wilayah Surabaya.

13.   1871                                       : Mgr. Petrus Maria Vrancken kembali ke negerinya untuk berobat.

14.   1874                                       : Mgr. Petrus Maria Vrancken mengundurkan diri.

15.   16 Juni 1874                        : Romo Acclaessens, Pr. menggantikan Mgr. Petrus Maria Vrancken.

16.   1889                                       : Romo C.W.J Wenneker membeli sebidang tanah di Tempel Straat (sekarang di Kepanjen).

17.   1889 - 1900                          : Pembangunan Gereja Katolik yang kedua di Tempel Straat.

18.   12 April 1889                       : Pemancangan tonggak kayu paku bumi pertama.

19.   19 Agustus 1899                : Peletakan batu pertama oleh Romo P.J.Van Santen.

20.   5 Agustus 1900                  : Gereja Katolik di Tempel Straat diresmikan oleh Vikaris Apostolik Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen dan diberi nama "Kelahiran Santa Perawan Maria".






21.   1923                                       : Wilayah Surabaya dilayani oleh romo-romo Lazaris dari Congregatio Missionis (CM).

22.   15 Februari 1928               : Wilayah surabaya lepas dari Batavia dan menjadi Prefektur Apostolik.
Pimpinan Gereja sampai tahun 1938 adalah Mgr. Th. de Backere.

Keuskupan Surabaya terbagi atas 6 (enam) paroki yaitu Paroki Kepanjen dan paroki Katedral di Surabaya, Blitar, Kediri, Madiun dan Cepu diluar Surabaya. 

23.   1928-1952                                            : Prefektur Apostolik Surabaya dipimpin oleh Mgr. M. Verhoeks, CM.

24.   16 Oktober 1941               : Vikariat Apostolik Surabaya.

25.   November 1945                : Gereja Kelsapa terbakar dan rusak dalam peristiwa perlawanan rakyat Surabaya menghadapi pasukan sekutu.

Tiga lonceng Gereja Kelsapa ikut lenyap.

Misa-misa di Aula Susteran SPM di Jalan Kepanjen 6.

26.   1950                                       : Rekonstruksi Gereja Kelsapa selesai dan dipakai kembali untuk peribadatan.



27.   21 Februari 1953               : Mgr. Drs. Joannes Klooster, CM menjabat sebagai Vikaris Apostolik.

28.   3 Januari 1961                    : Berdiri Hirarki Gereja di Indonesia, terbentuk Keuskupan Surabaya bersama keuskupan lain di Indonesia.

Uskup Surabaya dijabat oleh Mgr. J. Klooster (sampai 1982).

29.   1967                                       : Berdiri kapel di daerah Sidoyoso dan di Jalan Sidotopo Lor 55 (Santo Yohanes) menempati ruang depan rumah almarhum Bapak Johanes Suparman yang seorang putranya, Romo Setiajit, melayani di Jakarta.

Romo Th. Tandyasukmana, CM menyebutnya sebagai stasi Paroki Kepanjen dalam kota dan stasi luar kotanya adalah Gresik dan Lamongan.

30.   Sampai 1969                       : Paroki Kelsapa dipimpin oleh Romo P.Heuvelmans.

31.   30 November 1969          : Untuk pertama kalinya berdiri Dewan Paroki dibawah pimpinan Romo A.Siswadi.

Paroki Kelsapa terbagi atas 4 (empat) wilayah, kemudian ada reorganisasi wilayah menjadi 10 wilayah.

32.   1980                                       : Romo Th. Tandyasukmana, CM memimpin Paroki Kelsapa sampai dengan tahun 1995.

Reorganisasi wilayah dari 10 wilayah menjadi 9 (sembilan) wilayah.

Renovasi Gua Maria Lorjen.

33.   16 Desember 1982           : Pimpina Gereja dijabat oleh Mgr. A.S. Dibjokarjono, Pr sampai 25 Juli 1994.

34.   20 Mei 1988                        : Peletakan batu pertama Balai Paroki oleh Sekretaris Keuskupan Surabaya, Romo B.Justisianto, Pr.

35.   11 Februari 1994               : Pemberkatan dan peresmian Balai Paroki Kelsapa oleh Mgr. A.S. Dibjokarjono, Pr. 

36.   25 Juli 1994                          : Pimpinan Gereja Keuskupan Surabaya dijabat oleh Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.

Keuskupan surabaya menjadi 29 paroki.

37.   1995                                       : Romo B.Basuki Adi Riyanto, CM menggantikan Romo Th. Tandyasukmana, CM.

38.   April 1996                            : Pucuk menara direkonstruksi mirip bentuk aslinya.

39.   September 1996               : Gereja Kelsapa mendapat penghargaan nomor 3 (tiga) sebagai bangunan kuno oleh Harian Suara Indonesia.

40.   4 Nopember 1996            : Pucuk menara dinaikkan.



41.   22 Desember 1996           : Stasi Gresik diresmikan menjadi Paroki Santa Perawan Maria oleh  Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.

Stasi Lamongan menjadi Stasi Paroki Santa Perawan Maria Gresik.

42.   Akhir 1998           : Romo B.Basuki Adi Riyanto, CM pindah ke Paroki Santo Cornelius Madiun dan digantikan oleh Romo Antonius Karyono, CM.

43.   4 Juli 1999            : Dewan Paroki Inti dilantik oleh  Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.

44.   5 Agustus 1999  : Gereja Kelsapa berusia satu abad.

45.   8 September 1999           : Paroki Kelsapa merayakan ulang tahunnya yang ke-184.

46.   8 September 2003           : Bertepatan dengan ulang tahun Paroki Kelsapa, Romo Moerdani (Romo Paroki) mengadakan acara pengobatan gratis bekerjasama dengan serikat sosial Vincensius di Balai Paroki.

Banyak umat yang memberi respon positif dan berkeinginan supaya acara tersebut dapat dilanjutkan.

47.   Juli 2005                               : Dibentuklah  Klinik di Balai Paroki dan sudah mendapat ijin beroperasi dari Dinas Kesehatan. (Klinik ini kemudian pindah ke bangunan di sebelah kiri Gereja Kelsapa).



48.   Sampai dengan 2014 (saat artikel ini ditulis), Romo Paroki dijabat oleh Romo Florentinus Hersemedi, CM.
...

Demikianlah artikel mengenai Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya, semoga menambah wawasan dan menjadi berkat bagi kita.

Apabila ada dari teman-teman terkasih dalam Kristus mempunyai info terkait Gereja Kelsapa yang belum tercantum di artikel ini, mohon dapat diinfokan ke email yang tercantum di sebelah kanan blog ini atau di kolom komentar, terima kasih.

Tuhan memberkati kita semua.


Teman-teman terkasih dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"

With love,

Mikael Oka
Referensi:
Sumber gambar dari koleksi pribadi dan internet yang diolah.

Suplemen Natal, Buletin Natal Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, 2013.

Kontak Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya nomor 84/Th.XII/ Juli s/d September 1999.

Buku Kenangan Pemberkatan dan Peresmian Balai Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria, 11 Februari 1994.

http://uccmf.com/gerejakelsapa


Tidak ada komentar: