08/05/2014
Lima belas
tahun sudah berlalu sejak meninggalnya sosok humanis Romo YB Mangunwijaya atau
yang dikenal dengan Romo Mangun, yang dikenal banyak kalangan sebagai tokoh
yang sangat dekat dengan wong cilik ini melekat kuat dalam ingatan masyarakat
Yogyakarta, khususnya kaum bantaran pinggir Sungai Code.
Bagaimana
tidak, Romo Mangun adalah sosok yang berhasil mengubah wajah buram permukiman
bantaran Sungai Code, khususnya di sebelah selatan Jembatan Gondolayu, menjadi
permukiman yang lebih layak dan tertata.
Sebagai
salah satu pengingat sekaligus penghargaan terhadap pemikiran humanis Romo
Mangun, Bentara Budaya, Yogyakarta berkesempatan menggelar Peringatan 15 Tahun
Wafatnya YB Mangunwijaya pada Selasa (6/5) malam.
Peringatan
ini dihadiri oleh banyak kalangan mulai dari seniman, sastrawan, budayawan,
akademisi, masyarakat umum, hingga Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono.
Mereka mengaku mengagumi pemikiran humanis Romo Mangun yang semasa hidup
dikenal sebagai budayawan, arsitek, aktivis, rohaniawan, penulis, serta aktivis
pembela wong cilik.
Wakil
Walikota Yogyakarta Imam Priyono menyampaikan bahwa Romo Mangun merupakan sosok
yang patut untuk diteladani, terutama dari sisi pemikiran serta sikapnya yang
lebih mementingkan orang lain.
Imam Priyono mengaku terkesan dengan salah satu
pemikiran Romo Mangun tentang keseimbangan alam.
“Lewat Romo
Mangun, saya belajar tentang keseimbangan alam, misalnya kehidupan antara orang
kaya dengan orang miskin.
Kedua kelompok masyarakat ini harus mendapat
perhatian yang sama, harus sama-sama dipedulikan dan dicintai,” ujar Imam
Priyono.
Kurator
Bentara Budaya Romo Gabriel Possenti Sindunatha SJ mengungkapkan bahwa
bahwa Romo Mangun merupakan sosok humanis sejati yang memiliki pemikiran yang
sangat luas.
Pria yang akrab disapa Romo Sindhu ini mengungkapkan bahwa secara
pribadi, beliau adalah pengagum sosok Romo Mangun.
“Sejumlah
pemikiran Romo Mangun mampu menjadi motivasi untuk semua kalangan.
Pemikiran
beliau tentang kebenaran dan keindahan yang tidak bisa dipisahkan, tentang
nasionalisme yang luas tak berbatas, serta sikapnya yang rendah hati, membuat
Romo Mangun akrab dikenal sebagai sosok yang mengutamakan nilai-nilai
humanisasi,” demikian Romo Sindhu.
Peringatan
15 tahun wafatnya Romo Mangun ini berlangsung antara 6-11 Mei 2014.
Sejumlah
kegiatan telah disiapkan untuk mengisi acara ini, yaitu pameran seni rupa,
seminar pendidikan, sarasehan budaya, hingga workshop seni rupa anak.
(satuharapan.com)
Sumber: UCA
News
...
Teman-teman terkasih
dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel
diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"
With love,
Mikael Oka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar