Tradisi
pohon Natal berasal dari wilayah Jerman sekitar abad ke-7.
Awalnya
pohon Natal ini adalah pohon Oak Kilat Geismar yang dipakai oleh penduduk
setempat untuk memuja Dewa Thor dan melakukan berbagai ritual yang membuat jiwa
mereka menjauh dari kebenaran.
Santo
Bonifasius dengan kapaknya menebas pohon itu dan tiba-tiba angin berhembus
kencang membuat pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan
terbelah menjadi empat bagian.
Di balik
pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak
menara gereja yang menunjuk ke surga.
Santo Bonifasius kembali berbicara
kepada penduduk setempat, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi
pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab
rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang
kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana
daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon
kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang
liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan
oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta
dan kasih.”
Mereka mengambil pohon cemara itu dan
membawanya ke desa dan menempatkan pohon di tengah-tengah rumah.
Mereka
memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi
bintang-bintang.
Itulah awal mula tradisi pohon Natal yang
berkembang di dunia.
Tuhan memberkati selalu.
(Disarikan dari YESAYA:
www.indocell.net)
...
Teman-teman terkasih
dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel
diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"
With love,
Mikael Oka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar