Minggu, 10 Mei 2015

Ketekunan

Setelah Unas (Ujian Nasional) selesai dan hasilnya diumumkan, sebuah stasiun TV swasta mewawancarai seorang anak yang meraih nilai tertinggi.

Reporter          : Dik, bagaimana kamu bisa memperoleh nilai tertinggi Unas tahun ini?

Anak                : Itu semua karena saya berusaha terus menerus menempa diri saya. Apakah Ibu percaya kalau saya ini bukan murid yang cerdas ataupun pandai dan cenderung bisa dikatakan bodoh?

Reporter          : Saya tidak percaya, bagaimana mungkin seorang anak yang dianggap bodoh bisa memperoleh nilai tertinggi Unas, mengalahkan banyak anak-anak yang pandai. Apakah Adik bisa menceritakannya?

Anak                : Dulu saya sangat kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah saya dan sering mendapatkan nilai yang pas-pasan sehingga banyak teman-teman dan guru yang mengatakan saya bodoh. Saya merasa putus asa dan iri pada teman-teman yang bisa menangkap pelajaran dengan cepat dan yang pandai.

Suatu hari pada waktu wisata liburan akhir tahun, saya melihat seorang tukang batu memukulkan palunya berkali-kali namun batu itu belum retak juga. Namun pada saat pukulan ke sekian puluh selanjutnya, batu itu retak dan terbelah dua, pada saat itulah saya menyadari bahwa batu itu bukan pecah karena pukulan terakhir saja namun karena semua pukulan yang telah dilakukan sebelumnya.
Karena hal itulah, semangat saya untuk terus berusaha muncul kembali dan saya terus belajar tekun sehingga dapat mencapai seperti saat ini.

Reporter          : Mengagumkan kisah adik ini. Apakah Adik tidak pernah mencontek saat ujian atau ulangan?

Anak                : Tidak Bu, kalau tergoda iya, tapi untuk melakukannya tidak. Sebab meskipun ada peluang dan tidak ada yang melihat namun tetap ada yang mengawasai kita.

Reporter          : Mengawasi? Maksudnya guru?

Anak                : Bukan Bu, tapi Tuhan. Kan Tuhan itu satu tapi mempunyai mata dimana-mana. Saya tidak ingin nanti masuk neraka hanya karena mencontek. Lagipula bisa lulus dan dapat nilai bagus karena mencontek itu tidak ada gunanya kan Bu? Karena sama saja kita lulus dengan ilmu yang dangkal, seperti tong kosong nyaring bunyinya.

Reporter          : Luar biasa Adik satu ini. Semoga apa yang adik sampaikan ini menjadi inspirasi bagi semua anak dan orang dewasa yang menontonnya karena tidak ada hasil yang instan yang dicapai sekejap saja, semuanya membutuhkan ketekunan dan juga selalu ingat akan Tuhan dalam hal-hal yang sederhana.

…..
Dunia ini semakin hari semakin menggoda karena banyak menawarkan hal yang sifatnya instan/sekejap mata saja, tawaran itu seringkali mengabaikan kebenaran, membuat kita menjadi super egois, bahkan Tuhan pun kita singkirkan keluar dari “rumah” kita.

Waspadalah senantiasa…..

Kiranya kita semua mampu instropeksi diri dan bergandengan tangan dengan sesama menuju pada jalan Tuhan, jalan yang membawa kita kepada keselamatan dan kebahagiaan kekal.


Tuhan memberkati kita semua.


Mikael Oka