Setelah Unas (Ujian Nasional) selesai dan hasilnya diumumkan,
sebuah stasiun TV swasta mewawancarai seorang anak yang meraih nilai tertinggi.
Reporter : Dik,
bagaimana kamu bisa memperoleh nilai tertinggi Unas tahun ini?
Anak :
Itu semua karena saya berusaha terus menerus menempa diri saya. Apakah Ibu
percaya kalau saya ini bukan murid yang cerdas ataupun pandai dan cenderung
bisa dikatakan bodoh?
Reporter : Saya
tidak percaya, bagaimana mungkin seorang anak yang dianggap bodoh bisa memperoleh
nilai tertinggi Unas, mengalahkan banyak anak-anak yang pandai. Apakah Adik
bisa menceritakannya?
Anak :
Dulu saya sangat kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah saya dan sering
mendapatkan nilai yang pas-pasan sehingga banyak teman-teman dan guru yang
mengatakan saya bodoh. Saya merasa putus asa dan iri pada teman-teman yang bisa
menangkap pelajaran dengan cepat dan yang pandai.
Suatu hari pada waktu wisata liburan akhir tahun, saya
melihat seorang tukang batu memukulkan palunya berkali-kali namun batu itu
belum retak juga. Namun pada saat pukulan ke sekian puluh selanjutnya, batu itu
retak dan terbelah dua, pada saat itulah saya menyadari bahwa batu itu bukan
pecah karena pukulan terakhir saja namun karena semua pukulan yang telah
dilakukan sebelumnya.
Karena hal itulah, semangat saya untuk terus berusaha muncul
kembali dan saya terus belajar tekun sehingga dapat mencapai seperti saat ini.
Reporter :
Mengagumkan kisah adik ini. Apakah Adik tidak pernah mencontek saat ujian atau
ulangan?
Anak :
Tidak Bu, kalau tergoda iya, tapi untuk melakukannya tidak. Sebab meskipun ada
peluang dan tidak ada yang melihat namun tetap ada yang mengawasai kita.
Reporter :
Mengawasi? Maksudnya guru?
Anak :
Bukan Bu, tapi Tuhan. Kan Tuhan itu satu tapi mempunyai mata dimana-mana. Saya
tidak ingin nanti masuk neraka hanya karena mencontek. Lagipula bisa lulus dan
dapat nilai bagus karena mencontek itu tidak ada gunanya kan Bu? Karena sama
saja kita lulus dengan ilmu yang dangkal, seperti tong kosong nyaring bunyinya.
Reporter : Luar
biasa Adik satu ini. Semoga apa yang adik sampaikan ini menjadi inspirasi bagi
semua anak dan orang dewasa yang menontonnya karena tidak ada hasil yang instan
yang dicapai sekejap saja, semuanya membutuhkan ketekunan dan juga selalu ingat
akan Tuhan dalam hal-hal yang sederhana.
…..
Dunia ini semakin hari semakin menggoda karena banyak
menawarkan hal yang sifatnya instan/sekejap mata saja, tawaran itu seringkali
mengabaikan kebenaran, membuat kita menjadi super egois, bahkan Tuhan pun kita
singkirkan keluar dari “rumah” kita.
Waspadalah senantiasa…..
Kiranya kita semua mampu instropeksi diri dan bergandengan
tangan dengan sesama menuju pada jalan Tuhan, jalan yang membawa kita kepada
keselamatan dan kebahagiaan kekal.
Tuhan memberkati kita semua.
Mikael Oka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar