Disuatu masa, dimana seorang raja menjadi panutan bagi
rakyatnya, diadakan suatu perayaan karena panenan yang berlimpah di tahun itu.
Raja tersebut memanggil seorang pelayan kepercayaannya dan
memintanya untuk menyiapkan hidangan yang paling lezat dan penting yang
mewakili kerajaan, yang bisa dinikmati oleh semua rakyatnya.
Pada saat perayaan, pelayan itu menghidangkan makanan olahan
lidah semuanya.
Raja tersebut terkejut dan bertanya kepada pelayan
kepercayaannya itu, ”Kenapa semua hidangan ini berbahan lidah, apakah tidak ada
hidangan olahan daging lainnya?”
Si pelayan menjawab,”Tuanku, daging apakah yang melebihi
lidah? Lidah adalah saluran pengetahuan dan kebijaksanaan. Melalui lidah,
muncul pidato-pidato hebat, sambutan-sambutan hangat, bahkan puji-pujian.
Dengan lidah, muncul perjanjian-perjanjian bisnis yang memakmurkan kerajaan
ini, dengan lidah pula tercipta komunikasi harmonis dengan Tuhan. Sungguh tidak
ada sesuatu yang sama pentingnya dengan lidah.”
Sang raja diam-diam memuji kecerdasan pelayan tersebut.
Sang raja hendak menguji lebih dalam lagi kecerdasan pelayan kepercayaannya
itu, lalu ia berkata, “Besok, saya ingin kamu untuk datang ke saya dan
membawakan hidangan daging yang paling buruk, paling tidak enak pada saya.”
Si pelayan menyanggupinya.
Keesokan harinya …
Si pelayan menghidangkan kembali makanan dari olahan lidah.
Melihat hal itu, sang raja berkata:”Mengapa kamu kembali
menghidangkan olahan lidah? Bukankah saya sudah memerintahkan ke kamu untuk
menghidangkan makanan daging yang paling buruk?”
Si pelayan menjawab,” Tuanku, apakah ada daging yang lebih
buruk dari lidah? Apakah ada kejahatan di dunia ini yang tidak dilakukan oleh
lidah? Penipuan, ketidakadilan, pembunuhan, korupsi, pengkhianatan, pencurian,
peperangan, semuanya itu dibicarakan dan ditentukan oleh lidah. Lidah mampu
menghancurkan kerajaan dan bangsa, memporakporandakan keharmonisan rumah
tangga, menciptakan kesengsaraan bagi masyarakat, menganiaya kaum papa dan kaum
disfabel (cacat). Jadi, apakah ada daging yang lebih buruk daripada lidah,
Tuanku?”
Mendengar jawaban pelayan tersebut, sang raja memujinya dan
memberikan beberapa macam hadiah.
…
Lidah… sesuatu yang kelihatannya tidak penting, sepele, namun
bisa membawa kebaikan dan juga disisi lain kebinasaan apabila disalahgunakan.
Di dalam Alkitab pun disinggung bahwa kita harus waspada
dalam mempergunakan lidah supaya kita tidak jatuh dalam perangkap si jahat yang
membawa kita kepada kebinasaan kekal.
Kiranya dengan berkat serta perlindungan Tuhan dan dengan pendampingan
Bunda Maria, kita semua dihindarkan dari penyalahgunaan lidah dan dengan lidah
yang kita miliki, kita mampu membawa kebaikan bagi sesama serta memuliakan
Tuhan.
Tuhan memberkati selalu.
Mikael Oka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar