Selasa, 02 Juni 2015

Hidangan Lidah

Disuatu masa, dimana seorang raja menjadi panutan bagi rakyatnya, diadakan suatu perayaan karena panenan yang berlimpah di tahun itu.

Raja tersebut memanggil seorang pelayan kepercayaannya dan memintanya untuk menyiapkan hidangan yang paling lezat dan penting yang mewakili kerajaan, yang bisa dinikmati oleh semua rakyatnya.

Pada saat perayaan, pelayan itu menghidangkan makanan olahan lidah semuanya.

Raja tersebut terkejut dan bertanya kepada pelayan kepercayaannya itu, ”Kenapa semua hidangan ini berbahan lidah, apakah tidak ada hidangan olahan daging lainnya?”

Si pelayan menjawab,”Tuanku, daging apakah yang melebihi lidah? Lidah adalah saluran pengetahuan dan kebijaksanaan. Melalui lidah, muncul pidato-pidato hebat, sambutan-sambutan hangat, bahkan puji-pujian. Dengan lidah, muncul perjanjian-perjanjian bisnis yang memakmurkan kerajaan ini, dengan lidah pula tercipta komunikasi harmonis dengan Tuhan. Sungguh tidak ada sesuatu yang sama pentingnya dengan lidah.”

Sang raja diam-diam memuji kecerdasan pelayan tersebut.

Sang raja hendak menguji lebih dalam lagi kecerdasan pelayan kepercayaannya itu, lalu ia berkata, “Besok, saya ingin kamu untuk datang ke saya dan membawakan hidangan daging yang paling buruk, paling tidak enak pada saya.”

Si pelayan menyanggupinya.

Keesokan harinya …

Si pelayan menghidangkan kembali makanan dari olahan lidah.

Melihat hal itu, sang raja berkata:”Mengapa kamu kembali menghidangkan olahan lidah? Bukankah saya sudah memerintahkan ke kamu untuk menghidangkan makanan daging yang paling buruk?”

Si pelayan menjawab,” Tuanku, apakah ada daging yang lebih buruk dari lidah? Apakah ada kejahatan di dunia ini yang tidak dilakukan oleh lidah? Penipuan, ketidakadilan, pembunuhan, korupsi, pengkhianatan, pencurian, peperangan, semuanya itu dibicarakan dan ditentukan oleh lidah. Lidah mampu menghancurkan kerajaan dan bangsa, memporakporandakan keharmonisan rumah tangga, menciptakan kesengsaraan bagi masyarakat, menganiaya kaum papa dan kaum disfabel (cacat). Jadi, apakah ada daging yang lebih buruk daripada lidah, Tuanku?”

Mendengar jawaban pelayan tersebut, sang raja memujinya dan memberikan beberapa macam hadiah.

Lidah… sesuatu yang kelihatannya tidak penting, sepele, namun bisa membawa kebaikan dan juga disisi lain kebinasaan apabila disalahgunakan.

Di dalam Alkitab pun disinggung bahwa kita harus waspada dalam mempergunakan lidah supaya kita tidak jatuh dalam perangkap si jahat yang membawa kita kepada kebinasaan kekal.

Kiranya dengan berkat serta perlindungan Tuhan dan dengan pendampingan Bunda Maria, kita semua dihindarkan dari penyalahgunaan lidah dan dengan lidah yang kita miliki, kita mampu membawa kebaikan bagi sesama serta memuliakan Tuhan.


Tuhan memberkati selalu.

Mikael Oka

Tidak ada komentar: