Minggu, 02 November 2014

Dunia (Tidak Selalu) Memandang Rupa

Suatu siang seorang anak kecil, kira-kira usia SD, memasuki sebuah kedai makan.

Ia melihat ke sekelilingnya mencari meja makan yang kosong.

Pelayan kedai makan itu sempat melihatnya, namun tidak menanggapinya, karena ia sedang kerepotan melayani pesanan pengunjung lainnya.

Memang kondisi kedai makan itu sedang ramai, apalagi ada seorang pelayan yang tidak masuk kerja, sehingga tinggal pelayan itu seorang diri yang melayani kedai makan tersebut selain juru masak dan kasir.

Segera setelah mendapatkan meja untuk makan, ia kemudian ia memanggil si pelayan itu.

Sekali, dua kali, tiga kali, ia memanggil pelayan itu namun si pelayan tidak juga kunjung datang.

Kemudian ia mendekati pelayan itu dan berkata bahwa ia mau memesan makanan.

Si pelayan dengan wajah muram akhirnya menuju ke meja si anak mencatat pesanannya.

“Kak, berapa harga nasi goreng spesial ini?”tanya si anak. “20.000” kata si pelayan.

“Kalau jus alpukat ini?”tanya si anak. “10.000” jawab si pelayan.

“Mmm...kalau harga nasi goreng biasa dan es teh manis ini, berapa Kak?” lanjut si anak.

“20.000 semuanya, jadi mau pesan yang mana?”kata si pelayan dengan tidak sabar.

“Ini saja Kak, nasi goreng biasa dan teh manis. Kak, boleh minta selembar kertas dan pinjam sebentar bolpointnya?” kata si anak.

Si pelayan memberikan apa yang anak itu minta dan meninggalkannya.

Beberapa saat setelah menikmati pesanannya, si anak membayarnya dan meninggalkan kedai makan tersebut.

Ketika si pelayan membersihkan meja si anak, ia menemukan selembar uang 10.000, bolpoint yang dipinjam anak tadi dan sebuah pesan  yang berbunyi “Terima kasih Kak Pelayan, ini tip buat Kakak, tetap kerja semangat ya”.

Si pelayan itu terharu membacanya dan ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia harus lebih baik lagi melayani para pengunjung dan bekerja dengan lebih semangat.

...
Bagaimana sikap kita sehari-hari terhadap sesama kita? 

Apakah kita menghargai sesama kita dengan pantas? 

Ataukah selama ini kita hanya terus berorientasi pada diri kita sendiri dan hanya menginginkan untuk diberi saja tanpa mau perduli dengan yang lain?

Alangkah berbahagianya kita jika kita dapat selalu melihat dalam diri setiap orang kehadiran Yesus seperti Bunda Teresa.

Berdoalah mohon terang Roh Kudus supaya kita tidak dikuasai kedagingan kita, dan supaya kehendak Bapa di surga lah yang terlaksana dalam setiap tindakan kita.

Tuhan memberkati kita semua.
...

Teman-teman terkasih dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"

With love,

Mikael Oka

Tidak ada komentar: