Selasa, 25 Februari 2014

Di Dalam Nama-Nya Ada Pengampunan



"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

(Efesus 4:32)

Beberapa peristiwa mengejutkan terjadi baru-baru ini. 

Di bulan Februari 2014 ini, setidaknya ada 2 (dua) peristiwa mengejutkan, yang menantang sikap kita sebagai umat Katolik.

Yang pertama adalah peristiwa penembakan yang terjadi di dalam Gereja Katedral di Kota Yuzhno, Pulau Sakhalin, Rusia yang dilakukan oleh seorang pria berusia 24 tahun yang bekerja sebagai petugas keamanan swasta.

Sebagaimana di tulis di dalam berita oleh Tempo.Co, Sindonews.com, m.merdeka.com dan juga id.berita.yahoo.com, akibat peristiwa penembakan tersebut, setidaknya seorang biarawati dan seorang umat tewas, dan juga 6 (enam) umat lainnya mengalami luka-luka.

Pelaku yang telah diamankan oleh pihak berwajib tersebut juga merusak salib serta ikon-ikon dalam Gereja, diduga pelaku mempunyai dendam pribadi.

Yang kedua adalah peristiwa ditangkapnya 2 (dua) orang buron yang telah membunuh seorang romo beberapa tahun yang lalu, Romo Faustin Sega yang bertugas di Flores, di kawasan TMII, Jakarta, dimana mereka seharusnya sudah menjalani hukuman sejak tahun 2011.

Bagaimana kita menyikapinya sebagai seorang Katolik?

Apakah kita menginginkan suatu pembalasan seperti dunia ini memandang, "mata diganti mata, nyawa diganti nyawa"? 

Ataukah yang lainnya?

Masih ingatkah kita alasan Tuhan Yesus menjalani sengsara dan wafat-Nya di kayu salib?

Pengampunan, ya benar pengampunan, itulah alasan Tuhan Yesus menjalani semuanya dengan ikhlas.

Demi pengampunan dosa-dosa kita dan pemulihan hubungan kita dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus dengan penuh belas kasih mengorbankan Diri-Nya.

Belas kasih menggerakkan diri untuk mengampuni, janganlah disesatkan oleh cara pandang dunia ini.

Jika Tuhan Yesus saja dengan sangat berbelas kasih mengampuni dosa kita bahkan menanggung serta menyilih dosa-dosa kita, tidakkah kita sebagai pengikut-Nya juga melakukan hal yang sama, mengampuni mereka yang bersalah, mereka yang menyakiti kita?

Ingatlah selalu, di dalam pengampunan ada kedamaian bagi jiwa kita.

Pengampunan bukanlah sesuatu yang dimonopoli oleh Tuhan, kita pun juga bisa mengampuni sesama kita dengan tulus.

Seperti yang dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II yang memberikan pengampunan secara langsung bagi seseorang yang pernah hampir membunuhnya dalam suatu insiden penembakan di halaman Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Demikian pula dengan Santa Maria Goretti yang masih sangat muda belia, yang memberikan pengampunan bagi pria yang membunuhnya bahkan ia menginginkan pembunuhnya juga dapat menikmati Firdaus (sorga) bersamanya.

Ada juga seorang biarawati (Suster Ludy Vertrusc) yang memaafkan dengan tulus tentara yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya semasa perang Bosnia.

Dan masih banyak lagi contoh nyata lainnya.

Mengampuni tidak selamanya mudah, mengampuni merupakan suatu proses, seringkali terjadi pergolakan batin, bedoalah, ya berdoalah mohon kuasa Roh Kudus untuk membantu kita mengampuni.

Jangan disesatkan oleh bisikan-bisikan dan cara pandang dunia, biarlah Roh Kudus yang berkuasa atas diri kita, maka hati kitapun akan bisa mengampuni dengan tulus.

Ampuni dan berkatilah mereka yang bersalah dan telah menyakiti kita, maka penderitaan Kristus tidak akan menjadi sia-sia dan kita pun akan memperoleh karunia kasih dari Allah Tritunggal Maha Kudus.

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

(Matius 5:14-15)


Jadi, bukankah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengampuni sesama kita? :)

Tuhan memberkati kita semua.
...

Teman-teman terkasih dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"

With love,

Mikael Oka

Tidak ada komentar: