"Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
(Efesus 4:32)
Beberapa peristiwa mengejutkan terjadi baru-baru ini.
Di bulan Februari 2014 ini, setidaknya ada 2 (dua) peristiwa
mengejutkan, yang menantang sikap kita sebagai umat Katolik.
Yang pertama adalah peristiwa penembakan yang terjadi di
dalam Gereja Katedral di Kota Yuzhno, Pulau
Sakhalin, Rusia yang dilakukan oleh seorang pria berusia 24 tahun yang bekerja
sebagai petugas keamanan swasta.
Sebagaimana
di tulis di dalam berita oleh Tempo.Co, Sindonews.com, m.merdeka.com dan juga
id.berita.yahoo.com, akibat peristiwa penembakan tersebut, setidaknya seorang
biarawati dan seorang umat tewas, dan juga 6 (enam) umat lainnya mengalami
luka-luka.
Pelaku yang
telah diamankan oleh pihak berwajib tersebut juga merusak salib serta ikon-ikon
dalam Gereja, diduga pelaku mempunyai dendam pribadi.
Yang kedua
adalah peristiwa ditangkapnya 2 (dua) orang buron yang telah membunuh seorang
romo beberapa tahun yang lalu, Romo Faustin Sega yang bertugas di Flores, di
kawasan TMII, Jakarta, dimana mereka seharusnya sudah menjalani hukuman sejak
tahun 2011.
Bagaimana
kita menyikapinya sebagai seorang Katolik?
Apakah kita
menginginkan suatu pembalasan seperti dunia ini memandang, "mata diganti
mata, nyawa diganti nyawa"?
Ataukah yang lainnya?
Masih ingatkah kita alasan Tuhan Yesus menjalani sengsara dan
wafat-Nya di kayu salib?
Pengampunan, ya benar pengampunan, itulah alasan Tuhan Yesus
menjalani semuanya dengan ikhlas.
Demi pengampunan dosa-dosa kita dan pemulihan hubungan kita
dengan Allah Bapa, Tuhan Yesus dengan penuh belas kasih mengorbankan Diri-Nya.
Belas kasih menggerakkan diri untuk mengampuni, janganlah
disesatkan oleh cara pandang dunia ini.
Jika Tuhan Yesus saja dengan sangat berbelas kasih mengampuni
dosa kita bahkan menanggung serta menyilih dosa-dosa kita, tidakkah kita sebagai
pengikut-Nya juga melakukan hal yang sama, mengampuni mereka yang bersalah,
mereka yang menyakiti kita?
Ingatlah selalu, di dalam pengampunan ada kedamaian bagi jiwa
kita.
Pengampunan bukanlah sesuatu yang dimonopoli oleh Tuhan, kita
pun juga bisa mengampuni sesama kita dengan tulus.
Seperti yang dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II yang
memberikan pengampunan secara langsung bagi seseorang yang pernah hampir
membunuhnya dalam suatu insiden penembakan di halaman Basilika Santo Petrus,
Vatikan.
Demikian pula dengan Santa Maria Goretti yang masih sangat
muda belia, yang memberikan pengampunan bagi pria yang membunuhnya bahkan ia
menginginkan pembunuhnya juga dapat menikmati Firdaus (sorga) bersamanya.
Ada juga seorang biarawati (Suster Ludy Vertrusc) yang
memaafkan dengan tulus tentara yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya
semasa perang Bosnia.
Dan masih banyak lagi contoh nyata lainnya.
Mengampuni tidak selamanya mudah, mengampuni merupakan suatu
proses, seringkali terjadi pergolakan batin, bedoalah, ya berdoalah mohon kuasa
Roh Kudus untuk membantu kita mengampuni.
Jangan disesatkan oleh bisikan-bisikan dan cara pandang
dunia, biarlah Roh Kudus yang berkuasa atas diri kita, maka hati kitapun akan
bisa mengampuni dengan tulus.
Ampuni dan berkatilah mereka yang bersalah dan telah
menyakiti kita, maka penderitaan Kristus tidak akan menjadi sia-sia dan kita
pun akan memperoleh karunia kasih dari Allah Tritunggal Maha Kudus.
"Karena jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau
kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni
kesalahanmu."
(Matius 5:14-15)
Jadi, bukankah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak
mengampuni sesama kita? :)
Tuhan memberkati kita semua.
...
Teman-teman terkasih
dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel
diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"
With love,
Mikael Oka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar