Salam damai sejahtera, teman-teman.
Pada kesempatan yang baik ini, akan dibahas mengenai Gereja
Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya, lebih dikenal dengan nama
Gereja Kelsapa atau Gereja Kepanjen, karena berlokasi di Jalan Kepanjen nomor 4
- 6.
Gereja Kelsapa ini termasuk dalam cagar budaya dan sudah
berusia lebih dari 100 tahun dan merupakan Gereja Katolik tertua di Surabaya.
Denah Gereja Kelsapa ini berbentuk salib kuno.
Gereja Kelsapa ini mempunyai keunikan dari segi
arsitekturnya.
Dinding luar yang memang tidak dipalur sehingga kelihatan
batu batanya yang kemerahan dan garis-garis putih formasi batu bata, batu
bata-batu bata tersebut di datangkan khusus dari Belanda.
Banyak pilar bersusun berbentuk segi empat yang memperkuat
dinding Gereja Kelsapa sehingga kokoh sekali bangunannya.
Enam pilar disamping kanan dan kiri Gereja Kelsapa
melambangkan 12 Rasul yang mengikuti Tuhan Yesus Kristus.
Gereja Kelsapa dibangun dengan arsitektur bergaya neo
gotik, dengan salah satu cirinya mempunyai jendela-jendela besar diantara pilaster (tiang semu yang berfungsi
memperkuat dinding yang tinggi) yang ada dan juga strukturnya yang tembus
cahaya.
Gereja Kelsapa dibangun mirip jalan raya perkotaan zaman
pertengahan, membujur dari Barat - Timur, searah gerak edar matahari sebagai
lambang Sol Christi (Matahari
Kristus).
Kalau kita mengikuti ibadat pagi, kita bisa melihat efek
cahaya yang mengagumkan dari sinar mentari yang menembus tiga jendela besar di
dekat panti imam dan dua jendela besar disamping kanan dan kiri di atas altar.
Lima lukisan di kaca jendela di sekitar panti imam dan
disamping kanan dan kiri di atas altar melukiskan (dari kiri ke kanan): Bunda
Maria mengunjungi Elizabeth, kelahiran Yesus Kristus dan para gembala, Bunda
Maria menerima kabar dari Malaikat Agung Gabriel bahwa ia akan mengandung dari
Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus Sang Juru Selamat, kebangkitan Yesus
Kristus dari wafat-Nya di kayu salib, dan yang terakhir melukiskan keluarga
kudus Santo Yosef, Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus.
Lukisan - lukisan di dinding di samping kanan dan kiri disekitar
altar melukiskan (dari kiri ke kanan): mujizat pertama Tuhan Yesus Kristus
dalam pesta perkawinan di Kana dan perjamuan terakhir Tuhan Yesus Kristus
bersama dengan para rasul-Nya.
Karya-karya lukis ini dibuat oleh Bruder Coenraad, CSA
berkebangsaan Belanda yang pernah bertugas sebagai seorang guru di kawasan
Darmo Surabaya.
Di sekeliling bagian dalam Gereja Kelsapa terdapat relief-relief yang melukiskan kisah
sengsara Tuhan Yesus Kristus (Jalan Salib) dengan 14 perbehentiannya.
Dibagian luar gedung Gereja juga terdapat relief-relief yang melukiskan kisah
sengsara Tuhan Yesus Kristus (Jalan Salib) dengan 14 perbehentiannya (dekat
dengan Gua Maria).
Relief-relief
tersebut termasuk golongan haut relief
(relief tinggi) yaitu relief-relief
yang menonjol keluar lebih dari setengah bagian, relief-relief ini di datangkan dari Eropa.
Di bagian atas loteng paduan suara (sekarang ini paduan
suara dipindah ke sisi kanan Gereja bagian depan, dekat dengan ruang Sakristi)
terdapat jendela mawar yang merupakan ciri khas Gereja yang berasitekturkan
gaya
gotik / neo gotik.
Filasafat arsitektur ini sendiri adalah vertikalisme, transparan, dan diafan.
Vertikalisme yang
mengungkapkan ciri zaman yang mengarah total pada Tuhan.
Transparan dengan
dinding-dinding kaca warna yang merupakan cita-cita lepas dari kehidupan
duniawi.
Diafan, cahaya
yang menembus merupakan lambang rahmat Allah yang menembus hidup duniawi
manusia dan meneranginya dengan cahaya Ilahi.
Jenis jendela-jendela besar yang ada di Gereja Kelsapa
disebut dengan stained glass atau glass
in lodd atau clerestory.
Jendela-jendela besar ini ditutup dengan kepingan-kepingan
kaca beraneka warna yang diikat dengan timah membentuk motif-motif tertentu dan
gambar-gambar untuk memvisualisasikan benda-benda maupun kisah-kisah yang ada
dalam Alkitab.
Karya seni disekeliling dinding (jendela-jendela) Gereja
Kelsapa dibuat oleh ahli-ahli atau tukang kaca bangsa kita sendiri atas
keputusan Romo H.J.G.Veel pada tahun 1960, menggantikan hasil rekonstruksi
sebelum tahun 1950 (yang membuat suasana di dalam Gereja menjadi panas dan
silau karena menggunakan kaca putih biasa).
Di bagian depan Gereja Kelsapa sebelah kanan ada sebuah
ruangan doa bagi umat yang didedikasikan bagi Bunda Maria.
Selain bangunan utama Gereja Kelsapa, juga ada beberapa
bangunan dan tempat semi permanen yang diperuntukkan bagi umat, perayaan dalam
Gereja dan juga kegiatan sosial Gereja Kelsapa.
Sebuah bangunan di bagian depan kiri Gereja Kelsapa
diperuntukkan untuk kegiatan sosial klinik kesehatan dan juga kegiatan umat.
Di bagian samping kiri Gereja Kelsapa, ada tempat doa yang
berbentuk semi terbuka yang di dedikasikan bagi Tuhan Yesus.
Di bagian belakang kiri Gereja Kelsapa, terdapat sebuah
tempat doa yang berbentuk gua Maria yang sangat indah.
Sebuah balai paroki berlantai dua di bagian kanan Gereja
Kelsapa diperuntukkan untuk tempat keseketariatan paroki, kios benda-benda
rohani dan juga tempat pertemuan serta kegiatan umat.
Di bagian belakang sebelah kanan Gereja Kelsapa terdapat
sebuah ruangan yang dikhususkan untuk memelihara bunga yang diperuntukkan untuk
perayaan Ekaristi Kudus.
Jadi umat lingkungan ataupun petugas-petugas lain yang
merangkai bunga untuk perayaan Ekaristi Kudus, dapat mengambil bunga segar dari
ruangan tersebut.
Gereja Kelsapa dilindungi oleh undang-undang nomor 5 tahun
1992 (sebelumnya diatur dalam Monumen Ordonantie Staatbaad 238, 1931), sehingga
masuk dalam konservasi bangunan yang meliputi preservasi (pelestarian seperti
keadaan aslinya) dan rekonstruksi (mengembalikan ke kondisi semula semirip
mungkin).
Tanggung jawab dalam memelihara dan menjaga Gereja Kelsapa
ini bukan hanya Dewan Paroki, para Romo atau para koster saja, melainkan juga
kita yang menjadi umat Katolik di Paroki Kepanjen.
Misa Ekaristi Kudus di Gereja Kelsapa diadakan setiap hari
Sabtu jam 18.00 WIB dan hari Minggu jam 06.00 WIB, 08.00 WIB, 10.00 WIB, 18.00
WIB, untuk pengakuan dosa setiap Sabtu jam 17.00 WIB.
Berikut ini kronologi dan perkembangan Gereja Kelahiran
Santa Perawan Maria Surabaya:
1. 8
Mei 1807 : Romo Yakobus Nelissen diangkat menjadi Prefek
Apostolik pertama oleh Paus Pius VII.
2. 22
Juli 1807 : Romo Yakobus Nelissen
dan Romo Lambertus Princen berangkat dari Taxel, Belanda Utara lewat New York
dan Afrika Selatan menuju Hindia Belanda setelah permohonan mereka kepada Raja
Louis Naapoleon dikabulkan dengan ijin Radical
(dokumen yang menyatakan si pemegang ijin dapat menjalankan suatu jabatan dalam
Dinas Sipil di Hindia Belanda).
3. Pertengahan
1810 : Seorang romo praja bangsa
Belanda, H.Waanders, Pr. tiba dan menetap di Surabaya.
4. 1815 : Romo H.Waanders, Pr.
mendirikan Stasi Surabaya sebagai stasi yang ke-5 (lima) sesudah Batavia,
Semarang, Ambarawa dan Yogyakarta dibawah Prefektur Apostolik Batavia.
Awal berdirinya
Paroki Kepanjen.
5. 1815-1822 : Romo-romo dari Ordo Jesuit
(Serikat Yesus) melayani kebutuhan rohani umat Katolik.
6. 9
Desember 1817 : Romo Yakobus
Nelissen meninggal dunia dan digantikan oleh Romo Lambertus Princen.
7. 20
agustus 1821 : Berdiri Gereja
Katolik pertama di Surabaya di Komedieplein-Roomche
Kerkstraat.
8. 1822 : Gereja
tersebut berfungsi penuh sebagai tempat ibadah.
9. 1826 : Dekrit
baru dari Propaganda Fide menetapkan daerah kekuasaan Prefektur Apostolik
Batavia meliputi Dominion Belgicum atau Indie Orientalis Belgica (Hindia
Belanda).
10. 1830 : Romo
Lambertus Princen kembali ke Belanda karena kesehatannya, mundur dan diganti
oleh Romo Yohannes Scholten.
11. 3
Februari 1842 : Prefektur
Apostolik Batavia diangkat jadi Vikariat, Vicaris Apostolik pertama adalah Mgr.
Yakobus Groof yang kemudian diganti oleh Mgr. Petrus Maria Vrancken.
12. 1859 : Romo-romo
Yesuit melayani wilayah Surabaya.
13. 1871 : Mgr.
Petrus Maria Vrancken kembali ke negerinya untuk berobat.
14. 1874 : Mgr.
Petrus Maria Vrancken mengundurkan diri.
15. 16
Juni 1874 : Romo
Acclaessens, Pr. menggantikan Mgr. Petrus Maria Vrancken.
16. 1889 : Romo
C.W.J Wenneker membeli sebidang tanah di Tempel Straat (sekarang di Kepanjen).
17. 1889
- 1900 : Pembangunan
Gereja Katolik yang kedua di Tempel Straat.
18. 12
April 1889 : Pemancangan
tonggak kayu paku bumi pertama.
19. 19
Agustus 1899 : Peletakan batu
pertama oleh Romo P.J.Van Santen.
20. 5
Agustus 1900 : Gereja
Katolik di Tempel Straat diresmikan oleh Vikaris Apostolik Mgr. Edmundus
Sybrandus Luypen dan diberi nama "Kelahiran Santa Perawan Maria".
21. 1923 : Wilayah
Surabaya dilayani oleh romo-romo Lazaris dari Congregatio Missionis (CM).
22. 15
Februari 1928 : Wilayah
surabaya lepas dari Batavia dan menjadi Prefektur Apostolik.
Pimpinan Gereja
sampai tahun 1938 adalah Mgr. Th. de Backere.
Keuskupan
Surabaya terbagi atas 6 (enam) paroki yaitu Paroki Kepanjen dan paroki Katedral
di Surabaya, Blitar, Kediri, Madiun dan Cepu diluar Surabaya.
23. 1928-1952 :
Prefektur Apostolik Surabaya dipimpin oleh Mgr. M. Verhoeks, CM.
24. 16
Oktober 1941 : Vikariat
Apostolik Surabaya.
25. November
1945 : Gereja Kelsapa
terbakar dan rusak dalam peristiwa perlawanan rakyat Surabaya menghadapi
pasukan sekutu.
Tiga lonceng
Gereja Kelsapa ikut lenyap.
Misa-misa di
Aula Susteran SPM di Jalan Kepanjen 6.
26. 1950 :
Rekonstruksi Gereja Kelsapa selesai dan dipakai kembali untuk peribadatan.
27. 21
Februari 1953 : Mgr. Drs.
Joannes Klooster, CM menjabat sebagai Vikaris Apostolik.
28. 3
Januari 1961 : Berdiri
Hirarki Gereja di Indonesia, terbentuk Keuskupan Surabaya bersama keuskupan
lain di Indonesia.
Uskup Surabaya
dijabat oleh Mgr. J. Klooster (sampai 1982).
29. 1967 : Berdiri
kapel di daerah Sidoyoso dan di Jalan Sidotopo Lor 55 (Santo Yohanes) menempati
ruang depan rumah almarhum Bapak Johanes Suparman yang seorang putranya, Romo
Setiajit, melayani di Jakarta.
Romo Th.
Tandyasukmana, CM menyebutnya sebagai stasi Paroki Kepanjen dalam kota dan
stasi luar kotanya adalah Gresik dan Lamongan.
30. Sampai
1969 : Paroki
Kelsapa dipimpin oleh Romo P.Heuvelmans.
31. 30
November 1969 : Untuk pertama
kalinya berdiri Dewan Paroki dibawah pimpinan Romo A.Siswadi.
Paroki Kelsapa
terbagi atas 4 (empat) wilayah, kemudian ada reorganisasi wilayah menjadi 10
wilayah.
32. 1980 : Romo
Th. Tandyasukmana, CM memimpin Paroki Kelsapa sampai dengan tahun 1995.
Reorganisasi
wilayah dari 10 wilayah menjadi 9 (sembilan) wilayah.
Renovasi Gua
Maria Lorjen.
33. 16
Desember 1982 : Pimpina Gereja
dijabat oleh Mgr. A.S. Dibjokarjono, Pr sampai 25 Juli 1994.
34. 20
Mei 1988 :
Peletakan batu pertama Balai Paroki oleh Sekretaris Keuskupan Surabaya, Romo
B.Justisianto, Pr.
35. 11
Februari 1994 : Pemberkatan
dan peresmian Balai Paroki Kelsapa oleh Mgr. A.S. Dibjokarjono, Pr.
36. 25
Juli 1994 :
Pimpinan Gereja Keuskupan Surabaya dijabat oleh Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.
Keuskupan
surabaya menjadi 29 paroki.
37. 1995 : Romo
B.Basuki Adi Riyanto, CM menggantikan Romo Th. Tandyasukmana, CM.
38. April
1996 : Pucuk
menara direkonstruksi mirip bentuk aslinya.
39. September
1996 : Gereja Kelsapa
mendapat penghargaan nomor 3 (tiga) sebagai bangunan kuno oleh Harian Suara
Indonesia.
40. 4
Nopember 1996 : Pucuk menara
dinaikkan.
41. 22
Desember 1996 : Stasi Gresik
diresmikan menjadi Paroki Santa Perawan Maria oleh Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.
Stasi Lamongan
menjadi Stasi Paroki Santa Perawan Maria Gresik.
42. Akhir
1998 : Romo B.Basuki Adi
Riyanto, CM pindah ke Paroki Santo Cornelius Madiun dan digantikan oleh Romo
Antonius Karyono, CM.
43. 4
Juli 1999 : Dewan Paroki Inti
dilantik oleh Mgr. J.Hadiwikarta, Pr.
44. 5
Agustus 1999 : Gereja Kelsapa berusia
satu abad.
45. 8
September 1999 : Paroki Kelsapa
merayakan ulang tahunnya yang ke-184.
46. 8
September 2003 : Bertepatan
dengan ulang tahun Paroki Kelsapa, Romo Moerdani (Romo Paroki) mengadakan acara
pengobatan gratis bekerjasama dengan serikat sosial Vincensius di Balai Paroki.
Banyak umat yang
memberi respon positif dan berkeinginan supaya acara tersebut dapat
dilanjutkan.
47. Juli
2005 :
Dibentuklah Klinik di Balai Paroki dan
sudah mendapat ijin beroperasi dari Dinas Kesehatan. (Klinik ini kemudian
pindah ke bangunan di sebelah kiri Gereja Kelsapa).
48. Sampai
dengan 2014 (saat artikel ini ditulis), Romo Paroki dijabat oleh Romo
Florentinus Hersemedi, CM.
...
Demikianlah artikel mengenai Gereja Katolik Kelahiran Santa
Perawan Maria di Surabaya, semoga menambah wawasan dan menjadi berkat bagi
kita.
Apabila ada dari teman-teman terkasih dalam Kristus mempunyai
info terkait Gereja Kelsapa yang belum tercantum di artikel ini, mohon dapat
diinfokan ke email yang tercantum di sebelah kanan blog ini atau di kolom
komentar, terima kasih.
Tuhan memberkati kita semua.
Teman-teman terkasih
dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel
diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"
With love,
Mikael Oka
Referensi:
Sumber gambar dari koleksi pribadi dan internet yang diolah.
Suplemen Natal, Buletin Natal Paroki Kelahiran Santa Perawan
Maria, 2013.
Kontak Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya
nomor 84/Th.XII/ Juli s/d September 1999.
Buku Kenangan Pemberkatan dan Peresmian Balai Paroki
Kelahiran Santa Perawan Maria, 11 Februari 1994.
http://uccmf.com/gerejakelsapa