Jumat, 31 Januari 2014

In Memoriam Romo Victor Germani Berset, CM




Romo Victor Germani Berset, CM atau yang biasa dipanggil Romo Berset merupakan salah satu Romo yang melayani di Paroki Kelsapa Surabaya sejak tahun 1993.

Romo Berset berkebangsaan Swiss, lahir tanggal  21 Januari 1921, ditahbiskan menjadi seorang imam / romo tanggal 29 Juni 1945.

Beliau terus setia menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang Romo sampai akhir hayatnya, banyak suka dan duka telah beliau jalani dalam menjalankan panggilan hidupnya.

Beliau berpulang ke Rumah Bapa, hari Kamis, 30 Januari 2014 pukul 16.30 WIB di Pastoran Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria (Kelsapa), Jalan Kepanjen 9, Surabaya dan akan dimakamkan di Pohsarang, Kediri pada hari Sabtu, 1 Februari 2014
 
Romo Berset, merupakan satu-satunya Romo yang mempunyai kesan mendalam dalam diriku sampai saat ini.

Saat dulu masih anak-anak dan bersekolah di salah satu Sekolah Katolik dekat dengan Gereja Kelsapa, setiap mendekati Natal dan Paskah, selalu bersama teman-teman, kami ke Gereja untuk pengakuan dosa.

Namanya juga anak-anak, saat menunggu giliran pengakuan dosa dalam Gereja, kami mengobrol sehingga suasana agak ramai.

Tiba-tiba muncul Romo Beset dengan perawakannya yang besar, berambut dan berjanggut putih menegur kami supaya tenang dan mengingatkan bahwa kami berada di dalam Rumah Tuhan.

Suasana pun seketika itu menjadi sunyi senyap ...

Kesan pertama  aku melihatnya, seperti melihat seorang Santo (lebih tepatnya Santo Nikolas dari Myra) karena aku bisa merasakan adanya aura kudus yang memancar dari diri Romo Berset.

Kemudian saat remaja, pada saat mengikuti perayaan pagi Ekaristi Kudus, yang dipimpin Romo Berset, dalam homilinya Romo Berset, menanyakan pada kami apakah kami tahu kapan tanggal kelahiran kami sebagai anak Tuhan (tanggal kami dibaptis).

Dari situ, beliau mengingatkan kami bahwa jangan terlalu hidup dalam keduniawian, ingatlah bahwa kami telah diselamatkan oleh Tuhan melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, dosa kami telah dihapuskan terlebih pada saat kami dilahirkan kembali sebagai anak Tuhan, apakah kami mau mensia-siakan angugerah luar biasa ini.

Jadi jika kami dapat mengingat tanggal lahir duniawi kami, mengapa kami tidak dapat mengingat tanggal lahir kami sebagai anak Tuhan, tanggal dimana kami menerima Tuhan sebagai Juru Selamat kami.

Di lain kesempatan dalam homilinya, Romo Berset juga pernah menekankan kata "AMIN" sebagai bentuk pernyataan keyakinan akan iman kita kepada Kristus dan juga dengan lantang Romo Berset menyuarakannya saat umat tidak bersemangat mengatakan "Amin" dalam proses perayaan Ekaristi Kudus.

Luar biasa moment-moment bersama Romo Berset, yang menguatkan diriku sebagai seorang Katolik.

Saat melihatnya harus duduk dikursi roda di masa senjanya bersama seorang pengasuhnya, Theresia, hati ini sedih melihatnya, teringat saat-saat beliau masih begitu perkasanya sebagai seorang Romo.

Terima kasih kepada pengasuh Romo Berset yang telah dengan setia melayani masa senjanya sampai akhir hayatnya, kiranya Tuhan memberkati selalu.

Meskipun di kursi roda, beliau yang juga penggemar makan buah mangga ini  tetap semangat melakukan aktivitas sehari-hari dan pelayanan bagi umat, sungguh semangat pelayanan yang luar biasa.

Kini, beliau telah menunaikan hidupnya sebagai pelayan Tuhan yang setia, selamat jalan Romo Berset, kiranya Bunda Maria membimbing Romo menuju ke Surga dan damai sejati Tuhan bersama Romo selalu. 

Doakanlah kami dihadapan Tritunggal Maha Kudus, agar kami tetap setia sampai akhir pada iman Katolik kami, seperti yang pernah Romo sampaikan, jika menerima panggilan Tuhan, harus taat dan setia sampai akhir hidup.

Terima kasih Romo Berset atas semangat hidup dan pelayanan yang telah Romo berikan kami kami semua.
...

Teman-teman terkasih dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"

With love,

Mikael Oka

Tidak ada komentar: