Rabu, 27 Agustus 2014

Kisah Utusan Pribadi Paus Fransiskus Setelah Kembali dari Irak

26/08/2014

Meskipun dalam situasi sulit yang mereka hadapi, umat Kristiani Irak memberikan kesaksian yang luar biasa atas iman mereka kepada Gereja dan dunia, sebuah kesaksian yang “sangat mengharukan” bagi Fernando Kardinal Filoni, yang baru saja kembali dari negara mereka setelah menyelesaikan kunjungannya sebagai ‘Utusan Pribadi Paus Fransiskus.

Kardinal Filoni bertemu dengan Paus pada Kamis pagi, 21 Agustus, untuk melaporkan misi yang telah dipercayakan kepada dia.

Dia mengatakan kepada L’Osservatore Romano usai pertemuan tersebut bahwa Bapa Suci lebih banyak mendengarkan daripada berbicara ketika ia menceritakan apa yang ia telah lihat dan dengar.
Kardinal Filoni berbagi kisah terkait situasi di Irak.

Apa kesan Anda setelah kembali dari perjalanan Anda ke Irak?

Misi yang Bapa Suci percayakan kepada saya adalah untuk mewakili dia ke negara tersebut, khususnya terkait misi kemanusiaan untuk para pengungsi Kristen di wilayah Kurdistan; dan kemudian membawa pesan solidaritas kepada warga Yazidi, yang saat ini sedang mengalami penganiayaan yang sangat kejam. 

Misi saya ini memiliki banyak hal yang baik. 

Semuanya itu, pengalaman yang dekat dengan penderitaan begitu banyak orang benar-benar membantu saya. 

Selain dari masalah, kesulitan, trauma dan kekhawatiran, saya juga melihat harapan dalam diri mereka, terutama dalam keluarga-keluarga dimana ada banyak anak-anak yang masa depan mereka masih belum pasti.


Apa sikap para pemimpin politik terhadap Anda?

Kemanapun saya pergi, otoritas sipil – baik warga Irak, Presiden Republik itu, dan Kurdistan Irak, Presiden dan Perdana Menteri – menjamin perlindungan mereka, solidaritas mereka, bantuan mereka. 

Di atas semua itu mereka mengatakan mereka benar-benar berkomitmen untuk membela orang-orang Kristen, dengan mengatakan bahwa mereka ingin orang-orang Kristen untuk kembali, karena mereka merupakan bagian integral dari mosaik tanah air mereka dan memiliki hak untuk berada di sana di antara sesama mereka. 

Dan mereka mengakui bahwa mereka datang ke sana setelah orang Kristen ada. 

Ini adalah niat yang sangat baik, tetapi harus diterjemahkan ke dalam realitas konkret, dimana kehidupan sehari-hari sangat sering menjadi sulit bagi orang Kristen.


Apa yang Anda alami di kalangan komunitas-komunitas Kristen di negara itu?

Saya menemukan komunitas-komunitas yang sangat indah, yang benar-benar memberikan kesaksian iman yang luar biasa. 

Ketika diminta untuk meninggalkan iman mereka atau menerima kompromi kecil dan persetujuan dengan Jihadis atau orang lain, orang-orang ini memilih untuk tetap setia kepada iman mereka dalam menghadapi situasi dimana mereka tidak akan mudah ditipu oleh orang-orang yang meminta agar mereka tetap tinggal di tanah air mereka. 

Mereka memilih untuk meninggalkan semuanya, kehilangan segalanya, mengutamakan iman dan tradisi keagamaan yang mereka telah anut selama ribuan tahun. 

Ini, bagi saya, adalah sebuah kesetiaan yang luar biasa.

Namun, orang-orang ini membutuhkan solidaritas kita, tidak hanya dengan kata-kata, atau melalui tawaran bantuan ekonomi, tetapi solidaritas yang harus pertama-tama adalah solidaritas gerejawi: masalahnya mereka adalah  orang jauh, yang tidak berdampak pada kita, luput dari perhatian kita. 

Kita perlu mengambil tanggung jawab, kedekatan, bantuan, dukungan yang melampaui hal-hal material dan melampaui kata-kata itu sendiri.

Ini adalah tugas yang mana, sebagai Gereja, kita harus mengambil bagian. 

Mereka adalah saudara-saudara kita, mengungsi di sana-sini, masyarakat kecil, tapi saya bisa membuktikan bahwa mereka memiliki kekayaan iman, tradisi, cinta yang luar biasa terhadap Paus dan uskup mereka. 

Saya sangat tersentuh oleh semua ini.


Menurut Anda, bagaimana perkembangan situasi ke depan?

Saya berpikir bahwa banyak perkembangan telah terjadi. 

Kenyataan bahwa Bapa Suci ingin mengirim Utusan Pribadinya telah menarik perhatian banyak menteri luar negeri dari seluruh dunia terkait keadaan orang Kristen dan minoritas Yazidi.

Sumber: UCA News

...

Teman-teman terkasih dalam Kristus, diperkenankan mengutip / mengcopy / menyebarluaskan artikel diatas dengan mencantumkan:
"sumber: Melodi-Kasih-Tuhan.blogspot.com"

With love,


Mikael Oka

Tidak ada komentar: